Skip to main content

TEORI MODERNISASI


TEORI MODERNISASI
Studi mengenai Teori Modernisasi dalam fenomena perubahan sosial di masyarakat
Oleh : Iwan Ismi Febriyanto


             Menurut Soerjono Soekanto, modernisasi adalah suatu bentuk dari perubahan sosial yang terarah yang didasarkan pada suatu perencanaan yang biasanya dinamakan social planning. (dalam buku Sosiologi: suatu pengantar). Modernisasi dapat diartikan sebagai proses perubahan dari corak kehidupan masyarakat yang “tradisional” menjadi “modern”, terutama berkaitan dengan teknologi dan organisasi sosial. Teori modernisasi dibangun di atas asumsi dan konsep-konsep evolusi bahwa perubahan sosial merupakan gerakan searah (linier), progresif dan berlangsung perlahan-lahan, yang membawa masyarakat dari tahapan yang primitif kepada keadaan yang lebih maju.

Akar pemikiran Teori Modernisasi
            Pertama, setelah munculnya Amerika Serikat sebagai negara adikuasa dunia. Pada tahun 1950-an Amerika Serikat menjadi pemimpin dunia sejak pelaksanaan Marshall Plan yang diperlukan membangun kembali Eropa Barat setelah Perang Dunia Kedua.
Kedua, pada saat yang sama terjadi perluasan komunisme di seantero jagad. Uni Soviet memperluas pengaruh politiknya sampai di Eropa Timur dan Asia, antara lain di Cina dan Korea. Hal ini mendorong Amerika Serikat untuk berusaha memperluas pengaruh politiknya selain Eropa Barat, sebagai salah satu usaha membendung penyuburan ideologi komunisme.
Ketiga, lahirnya negara-negara baru di Asia, Afrika, dan Amerika Latin, yang sebelumnya merupakan wilayah koloni negara-negara Eropa dan Amerika. Negara-negara tersebut mencari model-model pembangunan yang bisa digunakan sebagai contoh untuk membangun ekonominya dan mencapai kemerdekaan politiknya. Dalam situasi dunia seperti ini bisa dipahami jika elit politik Amerika Serikat memberikan dorongan dan fasilitas bagi ilmuwan untuk mempelajari permasalahan Dunia Ketiga. Kebijakan ini diperlukan sebagai langkah awal untuk membantu membangun ekonomi dan kestabilan politik Dunia Ketiga, seraya untuk menghindari kemungkinan jatuhnya negara baru tersebut ke pangkuan Uni Soviet.


Kontribusi Teori Modernisasi terhadap Perubahan Sosial
Pembangunan merupakan bentuk perubahan sosial yang terarah dan terncana melalui berbagai macam kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat. Bangsa Indonesia seperti termaktub dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 telah mencantumkan tujuan pembangunan nasionalnya. Kesejahteraan masyarakat adalah suatu keadaan yang selalu menjadi cita-cita seluruh bangsa di dunia ini. Berbagai teori tentang pembangunan telah banyak dikeluarkan oleh ahli-ahli sosial barat, salah satunya yang juga dianut oleh Bangsa Indonesia dalam program pembangunannya adalah teori modernisasi. Modernisasi merupakan tanggapan ilmuan sosial barat terhadap tantangan yang dihadapi oleh negara dunia kedua setelah berakhirnya Perang Dunia II.
Modernisasi menjadi sebuah model pembangunan yang berkembang dengan pesat seiring keberhasilan negara dunia kedua. Negara dunia ketiga juga tidak luput oleh sentuhan modernisasi ala barat tersebut. berbagai program bantuan dari negara maju untuk negara dunia berkembang dengan mengatasnamakan sosial dan kemanusiaan semakin meningkat jumlahnya. Namun demikian kegagalan pembangunan ala modernisasi di negara dunia ketiga menjadi sebuah pertanyaan serius untuk dijawab. Beberapa ilmuan sosial dengan gencar menyerang modernisasi atas kegagalannya ini. Modernisasi dianggap tidak ubahnya sebagai bentuk kolonialisme gaya baru, bahkan Dube (1988) menyebutnya seolah musang berbulu domba.
Teori ini berguna dalam menganalisis keadaan suatu masyarakat, sejauh mana masyarakat atau Negara tersebut mengalami perubahan sosial berupa modernisasi. Misalkan untuk Indonesia sendiri, pada umumnya masih pada tahapan awal yaitu traditional society. Sistem pertanian masih menggunakan cara cara yang tradisional, tidak efisien, dan masih bergerak di sector primer. Mobilitas social dan vertical rendah sehingga berdampak negative pada stabilitas social. Dalam hal ini Indonesia memang sulit untuk bergerak ke tahapan selanjutnya, perubahan social yang terjadi pun belum mencapai pada the whole aspect  pada seluruh tatanan, baik dalam sistem pemerintahan, mobilitas social, hingga kesejahteraan masyarakat. Dalam mencapai proses selanjutnya, Indonesia perlu meningkatkan produktivitas dan memperbaiki sistem kebijakan agar berdampak pada perubahan secara keseluruhan.
Kelemahan teori Modernisasi
-          Modernisasi membuat manusia menjadi terasing (Ter-alienasi). Menurut Karl Marx, manusiaadalah makhluk yang bersifat bebas dan suka bergaul. Modernisasi telahmembuat masyarakat manusia menjadi berkelas-kelas, dan kelas terbesar adalahkaum buruh yang tertindas dan hanya dijadikan sebagai mesin ekonomi. Akibatnya, mereka mengalami alienisasi (keterasingan). Alienasi berarti hilangnyadorongan untuk bergaul (egois), tidak memiliki kreativitas karena terperangkapda-lam kerutinan kerja yang monoton, kehilangan kontrol terhadap tindakan(pasif), dan tidak memiliki otonomi. Semua ini membuat manusia tak ber-perikemanusiaan (sifat kemanusiaannya hilang)
-          Modernisasi Membuat Masyarakat menjadi Anomi
Menurut Emile Durkheim, sifat dasar manusia adalah buas, egoistis, dan individualistis. Manusia selalu siap bertempur untuk memperjuangkankepentingannya tanpa menghiraukan orang lain. Sifat seperti itu hanya dapatdikendalikan oleh nilai dan norma sosial, sehingga kehidupan di masyarakatmenjadi selaras. Apabila di dalam masyarakat terjadi suatu keadaan tanpa norma(anomi) maka berbagai penyimpangan perilaku akan menganggu keselarasanmasyarakat. Menurut Emile Durkheim, kondisi kehidupan modern telah merusak berbagai nilai dan norma tradisional yang sebelumnya menjadi pengontrolperilaku manusia. Oleh karena itu, dalam masyarakat modern banyak terjadiberbagai masalah sosial
-          Modernitas Menghancurkan Kebersamaan
Menurut Ferdinand Tonnies, masyarakat paguyuban (Gemeinshaft ) yangdidasari nilai-nilai tradisional lebih baik daripada masyarakat patembayam(Gesselschaft ). Modernitas yang ditandai dengan industrialisasi, urbanisasi, dandemokratisasi telah membuat masyarakat mengalami disintegrasi sosial. Dalamkondisi disintegrasi sosial, manusia kehilangan rasa kebersamaan dan ikatanpribadi (keakraban). Masyarakat modern tidak memperlakukan setiap individusebagai pribadi-pribadi berbeda, semua dianggap sama. Misalnya dalam istilah warga negara, konsumen, atau buruh. Hubungan antarpribadi menjadi bersifatresmi dan tidak akrab (impersonal). Mereka hanya berbicara seperlunya sebatasurusan bisnis dan terkesan dingin, tidak ada komunikasi yang hangat untuk mencurahkan isi hati.
-          Modernisasi Merusak Ekosistem
Para pakar ilmu alam dan ilmu ekonomi sangat memperhatikan kelestarian lingkungan hidup (ekosistem). Modernisasi yang ditandai dengan industrialisasimengancam kelestarian sumber daya alam. Industrialisasi yang menguras sumber daya alam, menimbulkan kerusakan lingkungan hidup. Berbagai bentuk pencemaran, baik di darat, laut, maupun udara mengancam kelestarian lingkungan.Misalnya, ancaman akan habisnya minyak bumi dan desertifikasi (berubahnyahutan menjadi gurun) akibat penebangan hutan yang melampaui batas.
-          Modernisasi Menimbulkan Kolonialisasi atau Neokolonialisasi
Lenin beranggapan, bahwa para kapitalis selalu berusaha mencarikeuntungan sebesar-besarnya. Keuntungan sebesar-besarnya diperoleh dengancara mencari tenaga kerja dan bahan mentah industri semurah mungkin, sertadaerah pemasaran yang luas bagi produk-produk industri. Hal tersebutmenyebabkan terjadinya kolonialisasi (negara maju menduduki negara lain secaramiliter) dan neokolonialisme (penjajahan secara ekonomi atau politik). Indonesia pernah mengalami kolonialisasi oleh Belanda. Pada saat itu, kita dikuasai secaralangsung dan hasil bumi kita diangkut ke negeri Belanda. Demikian juga negara-negara Eropa lainya yang pernah menjajah bangsa-bangsa Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Jadi, kalau sekarang bangsa-bangsa Eropa (Barat) makmur tidak lain karena mereka telah mengambil kekayaan alam negeri-negeri jajahannya,kolonialisasi modern terwujud dengan berbagai bentuk kerja sama ekonomiantara negara maju dengan negara-negara berkembang, yang pada dasarnyamerupakan suatu bentuk hubungan ketergantungan. Negara berkembang ataunegara miskin dijadikan sumber bahan mentah industri sekaligus daerahpemasaran produk industri negara-negara maju. Hal ini berlangsung hingga saat ini dan sulit untuk diakhiri, karena posisi negara-negara terbelakang danberkembang yang lemah, belum menguasai teknologi, dan tidak cukup memiliki modal untuk membangun industri.
-          Modernisasi dapat Menyulut Peperangan
Zygmunt Bauman (1990) mengungkapkan, bahwa selama prosesmodernisasi di seluruh dunia, telah terjadi perang yang menyebabkan 100 jutaorang tewas. Alasan pertama, industrialisasi yang menekankan perolehan ke-untungan sebesar-besarnya telah menimbulkan konflik tajam dalam bidangekonomi. Alasan kedua, menurunnya nilai kemanusiaan akibat sikap efisiensidan rasionalitas. Menurunnya nilai kemanusiaan membuat kaum kapitalis tak segan-segan mendanai perang untuk menyingkirkan hambatan-hambatan untuk memenangkan kompetisi. Alasan ketiga, perkembangan teknologi membuatteknologi peralatan perang semakin canggih. Ketiga alasan tersebut me-nimbulkan dampak paling buruk bagi masyarakat manusia.
-          Modernisasi Melahirkan Ketimpangan Sosial
Industrialisasi sebagai ciri modernisasi melahirkan kelompok sosial baru yang didasarkan pada kepemilikan modal besar. Jumlah kelompok ini sangatsedikit, namun menguasai perputaran perekonomian. Akibatnya, kegiatanekonomi terpusat pada beberapa orang saja sehingga perindustribusian hasil ekonomi juga tidak merata. Dengan demikian, kesejahteraan ekonomi hanya dirasakan oleh segelintir orang saja, sementara yang lain tetap dalam kondisikekurangan. Modernisasi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, justru berpotensi sebaliknya yaitu memiskinkan masyarakat. Hal ini disebabkan oleh sulitnya kelompok miskin dan pemodal kecil untuk berkompetensi dengan pemilik modal besar. Kondisi ini dapat diatasi apabilakebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah memihak orang miskin.


Comments

Popular posts from this blog

Teori Elit dalam Kebijakan Publik

ELIT DAN KEBIJAKAN : TINJAUAN TEORITIS TENTANG MODEL ELIT DALAM MEMAHAMI ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK Oleh : Iwan Ismi Febriyanto Abstract             In the analysis of public policy, of course, there are some models that can be used to focus on one subject of public policy itself. That is, before we alone make this a great and sturdy construction, of course, we must have a clear model. That is the reason why public policy analysis models are crucial in making or analyzing public policy. There are several models in the classification of policy analysis. However, here the author would like to focus on Elite Model Theory in the analysis of public policy. To find out how political institutions operate, how decisions are made then the informant's most relevant is the political elite. Elite is defined as "those that relate to, or have, an important position." Political elite to do with how power affects the person's public policy making. Here the role of the

TEORI NEW PUBLIC MANAGEMENT

DIALEKTIKA KEBIJAKAN PUBLIK : “STUDI KOMPARASI TEORI NEW PUBLIC MANAGEMENT DENGAN GOOD GOVERNANCE DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN PUBLIK” Oleh: Iwan Ismi Febriyanto Abstract Public sector organizations are often described unproductive, inefficient, always loss, low quality, poor innovation and creativity, as well as many other critics. The emergence of strong criticism directed at public sector organizations will then cause the movement to reform public sector management. One of the public sector reform movement is the emergence of the concept of New Public Management (NPM). The concept of new public management was initially introduced by Christopher Hood in 1991. When viewed from a historical perspective, modern management approaches in the public sector at first appear in Europe in the 1980s and 1990s as a reaction to the inadequacy of the traditional model of public administration. NPM emphasis at that time was the implementation of decentralization, devolution, and the m

Anarkisme, Liberalisme, dan Komunisme

Anarkisme, Liberalisme, dan Komunisme Analisis Mengenai Pengaruh dan Implementasinya dalam Kondisi Politik di Suatu Negara Oleh : Iwan Ismi Febriyanto BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG             Ideologi merupakan hal yang paling krusial dalam sejarah maupun masa depan kehidupan manusia, terutama dalam bidang politik dan ekonomi. Bagaimana ideologi mempunyai peran sebagai dasar maupun pijakan yang digunakan oleh suaru kelompok sebagai panutan dari apa yang akan dilakukannya kedepan. Kata ideologi sendiri pertama kali dikembangkan dan diperkenalkan oleh seorang filsuf dari negara Perancis yang bernama Antonie Destutt de Tracy di masa Revolusi Perancis. Antony Downs (1957:96) mengatakan bahwa ideology merupakan seperangkat asumsi dasar baik normatif maupun empiris mengenai sifat dan tujuan manusia atau masyarakat agar dapat dipakai untuk mendorong serta mengembangkan tertib politik.