Skip to main content

MAHASISWA DAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL


MAHASISWA DAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL
Oleh: Iwan Ismi Febriyanto


            Manusia, sebagaimana kita ketahui akan selalu berkembang dari satu masa kemasa yang lainnya (masa yang akan datang). Sebagaimana telah disebutkan dalam teori evolusi yang memang sering kita dengar pada pelajaran-pelajaran biologi maupun antropologi. Artinya  disini memang ada proses perkembangan manusia dari ketika dia baru dilahirkan kedunia sampai akhirnya nanti diamati. Dan ketika dia berproses didalam kehidupannya tersebut, tentunya dia diwajibkan untuk mencari ilmu yang kemudian diamalkan atau diimplementasikan kedalam kehidupan sehari-harinya. Karena memang didalam mengarungi belahtera kehidupan ini butuh yang namanya ilmu maupun pengetahuan sebagai dasar pijakan atau tuntunannya. Nah, didalam tahap pencarian ilmu tersebut, ternyata memang terdapat tingkatan-tingkatan yang nantinya harus diajalani dalam pendidikan formalnya. Sebagaimana kita ketahui, tingkatan pendidikan formal adalah yang pertama SD (Sekolah Dasar), kemudian SMP (Sekolah Menengah Pertama), setelah itu dilanjutkan kedalam tataran SMA/SMK (Sekolah Menengah Atas/ Sekolah Menengah Kejuruan), yang kemudian diakhiri dengan tingakatan yang paling tinggi yaitu bangku kuliahan atau tingkat Universitas.
Mengutip dari perkataan yang ada di film Spiderman, yaitu: “seiring dengan kekuatan yang besar, terdapat suatu tanggungjawab yang besar”. Artinya, seiring tingkat pengetahuan yang kita miliki ini semakin luas atau besar, terdapat pula tanggungjawab moral maupunsosial yang semakin besar bagi kita dalam hal pengimplementasiannya didalam kehidupan sehari-hari. Nah, ketikata dipenulis mengutarakan bahwasannya bangku kuliahlah yang memang menjadi tingkatan paling atas dari system atau jenjang pendidikan formal yang manalebih dikenal dengan sebutan Mahasiswa, maka disinilah letak bebantanggungjawab besar tersebut. Tanggungjawab yang penulis maksud disini adalah baik dari segi tanggung jawab secarap ribadi atau personal, maupun tanggungjawab secara sosial. Yang dimaksud dengan tanggungjawab personal adalah bagaimana dia senantiasa melakukan pengembangan intelektual untuk dirinya sendiri. Sedangkan yang dimaksud dengantanggung social adalah proses atau tahapan dimana seorang mahasiswa harus mampu mengimplementasikan  pengembangan intelektual yang telah diterima nyata pada tataran masyarakat maupun lingkungan sekitar, terutamabagibangsadannegara. Karena memang salah satu sebutan dari mahasiswa itu sendiri adalah sebagai agent of change, atau agen dari perubahan. Dari sini dapat kita tarik kesimpulan bahwasannya masa depan suatu negara atau bangsa adalah terletak pada kaum pemuda-pemudanya, artinya memang peran pemuda dari satu negara amatlah sentral. Semangatjuang, idelisme, integritas, intelektualitas, dan solidaritas diantara kaum pemuda yang memang sangat berpengaruh pada suatu bangsa. Namun, terkadang dalam kenyataan yang ada sekarang ini, masih begitu banyak mahasiswa yang masih belum menyadariakanperan-perannya tersebut. Masih banyakdian tara mereka yang berperilakuhedonis, sukabersenang-senang, kuliahhany adi tempatkan sebagai formalitas belaka, dan yang paling parah adalah ketika dia kuliah bertujuan hanya ingin mendapatkan pasangan hidupnya. Nah, dari sinilah yang kemudian harus dimunculkannya niatan-niatan awal yang memang sifatnya sesuai dengan esensi dari mahasiswa itu sendiri. Salah satu langkah konkret yang bisa dilakukan oleh seorang mahasiswa adalah dengan cara menjadi akitivis-aktivis kampus maupun luar kampus. Kadang, pemikiran mahasiswa banyak yang menganggap bahwasannya dengan dia menjadi seorang aktivis, dia akan kehilangan kesenangan-kesenangan yang memang sewajarnya dilakukan oleh seorang pemuda. Disinilah letak kesalahan persepsi tersebut, artinya dengan dia menjadi seorang aktivis sekalipun, dia masih bisa melakukan kesenangan-kesenangan yang sifatnya memang dibutuhkan oleh kaum pemuda. Bahkan dia akan lebih senang dari mahasiswa-mahasiswa non-aktivis tadi, contohnya: pengetahuan yang diamiliki akan menjadi lebih luas, dia akan banyak mempunyai jaringan-jaringan yang memang sangat akan bermanfaat ketika dia telah memasuki dunia kerja, dan lebih lagi dia bisa mendapatkan pasangan hidupnya. Namun, yang memang harus dijadikan catatan adalah, mahasiswa harus bisa menyeimbangkan tujuan awalnya dia kuliah dengan kegiatan-kegiatan yang diajalani diluar koridor perkuliahannya tersebut.Nah, kembali lagi kepada konteks awal, yaitu tentang bagaimana mahasiswa mengimplementasikan perantanggungjawaban sosialnya terhadap lingkungan sekitar atau masyarakat. Salah satu langkah konkret yang bisa diambil adalah dengan cara mengadakan bakti sosial di daerah-daerah tertinggal, membantu para korban bencana, mengadakan pelatihan-pelatihan kepada pemuda-pemuda yang putus sekolah, dan masih banyak lagi hal lain yang bisa dilakukan sebagai wujud tanggungjawab sosialnya. Berbicara mengenai mahasiswa, tentunya tidak bisa serta merta dilepaskan dari yang namanya aksi. Walaupun akhir-akhir ini banyak oknum yang mengatasnamakan masyarakat berasumsi bahwasannya aksi mahasiswa hanya menjadi hama pengganggu dari ketertiban umum, tetapi aksi memang sangatlah penting untuk dilakukan. Karena, yang perlu di ingat disini adalah selain mahasiswa sebagai agent of change, mahasiswa juga mempunyai tugas sebagai agent of control. Artinya, kitalah yang menjadi ujung tombak masyarakat dalam menjaga atau mengontrol pihak pemerintah ketika memang fenomena yang terjadi saat ini adalah banyaknya oknum dilembaga maupun instansi pemerintahan yang memang terkadang menimbulkan atau memunculkan tindakan-tindakan yang sering merugikan rakyat, contohnya korupsi, kolusi, nepotisme, rekreasi, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan akan kesadaran dari diri penulis sendiri dan kita semua untuk senantiasa menjaga dan menerapkan esensi dari kita duduk di bangku kuliah sebagai seorang mahasiswa.

Comments

Popular posts from this blog

Teori Elit dalam Kebijakan Publik

ELIT DAN KEBIJAKAN : TINJAUAN TEORITIS TENTANG MODEL ELIT DALAM MEMAHAMI ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK Oleh : Iwan Ismi Febriyanto Abstract             In the analysis of public policy, of course, there are some models that can be used to focus on one subject of public policy itself. That is, before we alone make this a great and sturdy construction, of course, we must have a clear model. That is the reason why public policy analysis models are crucial in making or analyzing public policy. There are several models in the classification of policy analysis. However, here the author would like to focus on Elite Model Theory in the analysis of public policy. To find out how political institutions operate, how decisions are made then the informant's most relevant is the political elite. Elite is defined as "those that relate to, or have, an important position." Political elite to do with how power affects the person's public policy making. Here the role of the

TEORI NEW PUBLIC MANAGEMENT

DIALEKTIKA KEBIJAKAN PUBLIK : “STUDI KOMPARASI TEORI NEW PUBLIC MANAGEMENT DENGAN GOOD GOVERNANCE DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN PUBLIK” Oleh: Iwan Ismi Febriyanto Abstract Public sector organizations are often described unproductive, inefficient, always loss, low quality, poor innovation and creativity, as well as many other critics. The emergence of strong criticism directed at public sector organizations will then cause the movement to reform public sector management. One of the public sector reform movement is the emergence of the concept of New Public Management (NPM). The concept of new public management was initially introduced by Christopher Hood in 1991. When viewed from a historical perspective, modern management approaches in the public sector at first appear in Europe in the 1980s and 1990s as a reaction to the inadequacy of the traditional model of public administration. NPM emphasis at that time was the implementation of decentralization, devolution, and the m

Anarkisme, Liberalisme, dan Komunisme

Anarkisme, Liberalisme, dan Komunisme Analisis Mengenai Pengaruh dan Implementasinya dalam Kondisi Politik di Suatu Negara Oleh : Iwan Ismi Febriyanto BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG             Ideologi merupakan hal yang paling krusial dalam sejarah maupun masa depan kehidupan manusia, terutama dalam bidang politik dan ekonomi. Bagaimana ideologi mempunyai peran sebagai dasar maupun pijakan yang digunakan oleh suaru kelompok sebagai panutan dari apa yang akan dilakukannya kedepan. Kata ideologi sendiri pertama kali dikembangkan dan diperkenalkan oleh seorang filsuf dari negara Perancis yang bernama Antonie Destutt de Tracy di masa Revolusi Perancis. Antony Downs (1957:96) mengatakan bahwa ideology merupakan seperangkat asumsi dasar baik normatif maupun empiris mengenai sifat dan tujuan manusia atau masyarakat agar dapat dipakai untuk mendorong serta mengembangkan tertib politik.