Skip to main content

Menuju Perubahan Peradaban Manusia yang Sama Rata Sama Rasa


Manusia adalah makhluk yang paling sempurna yang diciptakan oleh Tuhan di muka bumi ini.Esesnsi dari kehadirannya disini adalah sebagai pemimpin dan hamba dari yang menciptakannya, sebagaimana telah tercantum atau disebutkan di dalam Al-Qur’an.Namun, secara sosial, manusia bisa disebut juga sebagai makhluk ekonomi, yang kemudian oleh Adam Smith dikatakan makhluk yang berprinsip bahwasannya dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya, dapat menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya.inilah yang kemudian menjadi stimulus manusia untuk selalu melakukan pekerjaan, baik itu untuk sekedar memenuhi kebutuhan hidupnya, maupun demi mencapai pengakuan di masyarakat karena hartanya. Seperti yang yang kita ketahui, hal tersebut memang sangat wajar terjadi karena itu merupakan hak setiap individu manusia.Nah, inilah paham atau ajaran dari liberalisme, dimana pada awal mula kemunculannya disebabkan oleh pertentangan antara kaum Kristen sendiri.Yaitu diantaranya adalah karena sistem sentralisasi kekuasaan yang dilakukan oleh lembaga kepausan.
Mereka menilai banyak terjadi ketidakadilan yang dilakukan oleh Paus dan para kroninya yang hanya mementingkan keuntungan untuk pembangunan gereja-gereja mewah di kota Roma. Kecemburuan sosial inilah yang kemudian memicu gerakan reformasi Kristen di abad pertengahan yang diantaranya dipelopori oleh; Martin Luther, John Calvin, John Knox, dan lain sebagainya.Kelompok-kelompok gerakan kristiani tersebut memang telah mengedepankan hal yang rasional tentang keberadaan manusia di muka bumi ini terutama dalam bidang agama dengan tidak mempercayai doktrin-doktrin takhayul yang diberikan oleh orang Kristen Ortodok di zaman tersebut.Nah, ketika satu permasalahan tentang agama ini selesai, munculah masalah baru dibidang politik, yaitu adanya negara yang bersifat monarki absolut, seperti di Inggris, Petancis, dll.Negara yang bersifat ini dinilai sebagian tokoh adalah tidak baik untuk kemudian di aktualisasikan secara terus menerus, artinya harus ada perubahan yang signifikan untuk mencegah kekuasaan yang bersifat otoriter dan totaliter yang menyebabkan tirani dalam kehidupan bermasyarakat.Ini yang kemudian dinilai sebagai pelanggaran terhadap kebebasan umat manusia. Nah, dari sinilah muncul beberapa tokoh yang sangat memperjuangkan akan hal kebebasan dalam hidup bernegara, serta pemisahan antara hukum kerajaan dengan hukum negara, atau lebih di kenal dengan Undang-Undang. Adapun tokoh-tokohnya seperti, John Locke, Montesque, JJ Rosseau, dll. Tapi, mereka menegaskan bahwasannya kebebasan disini bukan berari bebas sebebas-bebasnya dalam berbuat, akan tetapi tetap dibatasi oleh Undang-Undang yang telah dibuat atau ditetapkan oleh
negara. Paham liberalisme ini adalah sebuah paham yang menguatamakan kebebasan pada individu atas dasar Undang-Undang.Baik dalam bidang sosial, politik, maupun ekonominya. Nah, ketika kita tarik ke bidang perekonomian, dimana dalam perspektif liberal yang notabennya mengutamakan hak-hak individu, negara hanya sebatas badan pengawas dari proses transanksi ekonomi masyarakatnya saja. Artinya keikutsertaan negara dalam hal ekonomi tersebut sangat minim, sehingga menyebabkan pasar bebas yang kemudian sulit di control yang akhirnya menyebabkan ketimpangan maupun kesenjangan sosial antara kaum pemilik modal dan para kaum buruh.Nah, berawal dari kegelisahan para tokoh-tokoh filsuf maupun ilmuwan yang senantiasa melihat perkembangan zaman dari berbagai sisi inilah, karena banyaknya terjadi penindasan terhadap buruh dan pemerasan-pemerasan yang dilakukan oleh para kaum pemilik modal yang kemudian bermunculan gagasan tentang ajaran yang bersifat sosialis.Awal munculnya gerakan sosialis ini tidak bisa begitu saja untuk merubah keadaan secara signifikan, itu di karenakan gerakan mereka yang kurang revolusioner. Lalu setelah itu, munculah satu paham yang dinamakan paham komunis, istilah komunis awalnya mengandung dua pengertian; pertama, ada hubungannya dengan komune (commune), suatu satuan dasar bagi wilayah negara yang berpemerintahan sendiri, dengan negara itu sendiri sebagai federasian komune-komune itu; kedua (bersamaan dengan pengertian pertama); dari istilah komunisme, ia menunjukkan milik atau kepunyaan bersama. Pengertian yang pertama, lebih erat hubungannya dengan serikat rahasia dan serikat yang hidup terbuang, seperti perkumpulan Liga Komunis (1847) di kalangan orang Jerman yang hidup dalam buangan di luar negeri (Paris); manifesto komunis merupakan garis perjuangan liga itu; pengertian kedua, dari istilah komunisme, ia menunjukkan milik atau kepunyaan bersama dan ini dipergunakan oleh Cabet dan pengikutnya. Di Inggris istilah komunisme dipergunakan di tahun 1840-an bagi pengikut Cabet. Nah, istilah komunis ini kemudian dipergunakan bagi golongan sosialis yang lebih militan.Ada dua tokoh yang sangat sentral disini, yaitu Karl Marx dan Fredrich Engels, yang kemudian banyak diikuti oleh tokoh-tokoh lainnya, seperti; Lenin, Stalin, Mao, dan lain sebagainya. Marx dan Engels menggunakan istilah dari hasil karya mereka dengan sebutan manifesto komunis,  ini memberikan pengertian yang revolusioner sambil memeperlihatkan kemauan untuk “bersamanya”, bersama dalam hal hak milik dan dalam hal menikmati sesuatu. Menurut Engels, istilah itu kurang mengandung pengertian utopis, erat hubungannya dengan perjuangan kelas pekerja serta konsepsi materialis dari sejarah. Sebuah pendekatan yang digunakan oleh Engels dan Marx pada sifat yang ideologis yang pada akhirnya membangun masyarakat komunis, sebuah masyarakat sama rata sama rasa (unclesses). Masyarakat komunisme yang digambarkan oleh Marx adalah suatu komunitas yang tidak berkelas, tentram, tenang, manusia dengan disiplin diri dan pandangan terhadap kerja sebagai sumber kegembiraan, lepas dari perlu tidaknya kerja ini dipandang dari segi keuntungan serta kepentingan diri.Artinya, memang orang melakukan pekerjaan itu bukan atas dasar paksaan ataupun hanya untuk mencukupi nafkah, melainkan karena panggilan hati sendiri. Secara implisit, Marx telah mendalilkan bahwasannya komunisme sebagai satu-satunya cara pemecahan masalah alienasi manusia yang diciptakan oleh kapitalisme yang berawal dari liberalisme, ia mendefinisikan komunisme tanpa mengacu pada kebencian dan perang kelas. “Komunisme merupakan penghapusan yang pasti akan milik pribadi, alienasi diri manusia dank arena itu merupakan pemberian yang nyata dari hakikat kemanusiaan oleh dan untuk manusia.Komunisme sebagai naturalism yang telah berkembang secara sempurna merupakan humanism dan sebagai humanism yang sempurna merupakan naturalism. Dalam bahasa ambisius yang muncul ketika Marx masih muda, ia mengatakan: “Komunisme merupakan pemecahan terhadap teka-teki sejarah dan komunisme sadar akan perannya itu.” (Marx dan Engels: 1985).Nah, disini memang sangat terlihat sekali bahwasannya ideologi komunisme adalah perlawanan terhadap ideologi liberalisme yang notabennya merupakan ruh dari sistem ekonomi yang kapitalis.Adapun prinsip-prinsip ideology komunisme adalah pertama, yang dimaksud ideology komunisme ialah sistm politik, sosial, ekonomi, dan kebudayaan berdasarkan ajaran Marxisme-Leninisme.Kedua, fislafat Marx, yang komunis telah menyadarkan janji penyelamatan sosial.Terlepas dari setuju atau tidak, karena memang didalamnya terkandung ekspresi harapan.Ketiga, mereka memandang soal-soal spiritual hanya sebagai efek sampingan akibat dari keadaan perkembangan materi termasuk ekonomi. Oleh sebab itu, mereka sangat menafikkan tentang keberadaan akan agama, termasuk Tuhan. Mereka beranggapan bahwasanny agama hanya sebagai candu bagi manusia dan masyarakat.Komunisme juga tidak menerima pikiran orang lain (distrust of others), penyanggahan terhadap persamaan manusia dan interpretasi secara ekonomi sistem terhadap sejarah.Oleh sebab itu, mereka tidak segan-segan melakukan penipuan, penghianatan, dan pembunuhan untuk melenyapkan lawan-lawannya, meskipun anggota dari partainya sendiri.Keeempat, karena cara mencapai tujuannya sangat mengahalalkan kekerasan radikal, revolusioner dan perjuangan kelas, dengan sendirinya etika tingkah laku didasarkan atas kekerasan serta tidak megakui pernyataan hak asasi manusia. Kelima, cita-cita perjuangannya adalah membangun masyarakat tanpa negara, tanpa kelas dengan konsep sama rata sama rasa, ideologi komunis itu nersifat internasional dalam bidang politik, sosial, ekonomi, maupun budaya. Keenam, pengendalian segala kebijakan berada di tangan segelintir orang yang disebut Polit Biro, dengan sendirinya kebijakan ekonomi juga dilakukan secara tersentral dengan manajemen yang juga secara dictator dan pemerintahan yang dikendalikan oleh sejumlah orang yang sedikit.Dengan kekerasan, penyingkiran lawan-lawan, pembuangan, pengasingan, agotasi, dan propaganda untuk menghancurkan bagi mereka yang tidak sejalan merupakan tindakan biasa dan harus dijalankan dengan cara revolusioner dan radikal. Oleh karena itu, ideologi komunis cenderung untuk melahirkan sistem politik yang otoriter dan tirani seperti yang diperlihatkan penguasa Stalin dan Lenin di Rusia, Mao Tse Tung di China, Fidel Castro di Kuba, dan pemimpin-pemimpin komunis lainnya. Dalam hal ekonomi, ketika semua alat-alat produksi itu hanya dikendalikan oleh Negara, dan peghapusan Hak Milik Pribadi, tentunya telah menciptakan kelas baru antara pemegang kekuasaan dengan rakyat, yakni ditindasnya hak rakyat dalam berkreativitas di bidang ekonomi serta pemilikan. Serta dalam segi sosial budaya, telah menciptakan manusia yang tidak lagi memiliki harkat kemanusiaan yang asasi dan universal.Namun, dibalik hal negatif itu semua, tentunya dapat kita ambil hal positif dari gerakan komunis tersebut. Diantaranya adalah, semangat mereka yang selalu menggebu-gebu dalam memperjuangkan apa yang mereka yakini, jiwa mereka yang memang anti terhadap kemapanan (walaupun terkadang itu hanya semboyan saja), dan juga cita-cita mereka menginginkan masyarakat tanpa adanya pembagian kelas yang dapat menimbulkan kesenjangan sosial antara masyarakat kaum pemilik modal(borjuis) dengan kaum proletar(buruh). Di indonesia sendiri, peran partai atau paham komunis tidak bisa dipisahkan dari perjuangan menuju kemerdekaan. Karena apa, kaum komunispun sangat membeci akan adanya imperialisme dan rasa nasionalisme yang tinggi terhadap negaranya. Ada beberapa tokoh komunis yang sangat terkenal di Indonesia, seperti; Tan Malaka, D.N Aidit, Muso, dan lain sebagainya.Presiden Soekarno sengaja untuk memebebaskan atau membiarkan Partai Komunis Indonesia ini untuk ikt serta dalam perpolitikan di Indonesia karena beliau sangat ingin menyatukan Indonesia menjadi satu keutuhan yang tak bisa dipisahkan, dengan semboyannya yang lebih dikenal dengan NASAKOM yaitu Nasionalis, Agamis, dan Komunis. Oleh karena itu, Bung Karno memberlakukan sistem demokrasi terpimpin sebagaimana banyak digunakan oleh paham komunis di kebanyakan negara. Namun, karena kepintaran, kelicikan, dan kejelian Soeharto dan krooni-kroninya, PKI pun menjadi kambing hitam atas peristiwa yang lebih dikenal dengan Gerakan 30 September, yang kemudian menjadikan PKI sebagai musuh bersama bangsa Indonesia setelah Soeharto menjadi presiden Republik Indonesia. Nah, ketika kita singkronkan dengan kondisi perekonomian di negara kita sekarang, yang memang sedang mengalami ketimpangan dan kesenjangan sosial yang semakin tinggi antara kaum pemilik modal dengan kaum buruh/petani, coba kita refleksikan dengan gagasan sistem perekonomian yang dimiliki oleh paham komunis tersebut.Yaitu perekonomian yang cenderung bersifat konservatif dan negara memiliki hak prerogratif untuk menguasai pasar yang ada di negara kita.Artinya bukan serta merta kita menghapuskan hak milik pribadi tiap individu, namun lebih kepada melakukan keikutsertaan negara dalam hal perekonomiaan masyarakat.Jadi, intinya adalah tetap menjaga nilai lama yang baik, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk mengambil nilai batu yang lebih baik.Contoh konkretnya adalah dengan melakukan privatisasi BUMN yang memang telah terlanjur banyak sahamnya dikuasai oleh investor asing. Kembali lagi permasalahan tentang paham atau ajaran dari komunis tersebut, bahwasannya banyak orang yang mengira komunisme telah 'mati' dengan bubarnya Uni Soviet di tahun 1991, yang diawali dengan keputusan Presiden Mikhail Gorbachev. Namun komunisme yang murni belum pernah terwujud dan tak akan terwujud selama revolusi lahir dalam bentuk sosialisme (Uni Soviet dan negara-negara komunis lainnya). Dan walaupun komunis sosialis hampir punah, partai komunis tetap ada di seluruh dunia dan tetap aktif memperjuangkan hak-hak buruh, pelajar dan anti-imperialisme. Komunisme secara politis dan ekonomi telah dilakukan dalam berbagai komunitas, seperti Kepulauan Solentiname di Nikaragua.Seperti yang digambarkan Anthony Giddens, komunisme dan sosialisme sebenarnya belum mati. Ia akan menjadi hantu yang ingin melenyapkan kapitalisme selamanya. Saat ini di banyak negara, komunisme berubah menjadi bentuk yang baru. Baik itu Kiri Baru ataupun komunisme khas seperti di Kuba dan Vietnam. Di negara-negara lain, komunisme masih ada didalam masyarakat, namun kebanyakan dari mereka membentuk oposisi terhadap pemerintah yang berkuasa.Apapun bentuk yang mereka perjuangakan, tentunya ada banyak hal positif yang dapat kita ambil dari paham komunise, jadi artinya kita tidak serta merta untuk menafikkan ataupun menganaktirikan paham tersebut untuk kemudian hidup di Indoensia.Artinya, kitapun bisa mengambil sisi positifnya untuk diaktualisasikan di Indonesia, tanpa menghilangkan nilai-nilai luhur kesaktian Pancasila yang telah ditanamkan sebagai ideologi bersama bangsa Indonesia.

Comments

Popular posts from this blog

Teori Elit dalam Kebijakan Publik

ELIT DAN KEBIJAKAN : TINJAUAN TEORITIS TENTANG MODEL ELIT DALAM MEMAHAMI ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK Oleh : Iwan Ismi Febriyanto Abstract             In the analysis of public policy, of course, there are some models that can be used to focus on one subject of public policy itself. That is, before we alone make this a great and sturdy construction, of course, we must have a clear model. That is the reason why public policy analysis models are crucial in making or analyzing public policy. There are several models in the classification of policy analysis. However, here the author would like to focus on Elite Model Theory in the analysis of public policy. To find out how political institutions operate, how decisions are made then the informant's most relevant is the political elite. Elite is defined as "those that relate to, or have, an important position." Political elite to do with how power affects the person's public policy making. Here the role of the

TEORI NEW PUBLIC MANAGEMENT

DIALEKTIKA KEBIJAKAN PUBLIK : “STUDI KOMPARASI TEORI NEW PUBLIC MANAGEMENT DENGAN GOOD GOVERNANCE DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN PUBLIK” Oleh: Iwan Ismi Febriyanto Abstract Public sector organizations are often described unproductive, inefficient, always loss, low quality, poor innovation and creativity, as well as many other critics. The emergence of strong criticism directed at public sector organizations will then cause the movement to reform public sector management. One of the public sector reform movement is the emergence of the concept of New Public Management (NPM). The concept of new public management was initially introduced by Christopher Hood in 1991. When viewed from a historical perspective, modern management approaches in the public sector at first appear in Europe in the 1980s and 1990s as a reaction to the inadequacy of the traditional model of public administration. NPM emphasis at that time was the implementation of decentralization, devolution, and the m

Anarkisme, Liberalisme, dan Komunisme

Anarkisme, Liberalisme, dan Komunisme Analisis Mengenai Pengaruh dan Implementasinya dalam Kondisi Politik di Suatu Negara Oleh : Iwan Ismi Febriyanto BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG             Ideologi merupakan hal yang paling krusial dalam sejarah maupun masa depan kehidupan manusia, terutama dalam bidang politik dan ekonomi. Bagaimana ideologi mempunyai peran sebagai dasar maupun pijakan yang digunakan oleh suaru kelompok sebagai panutan dari apa yang akan dilakukannya kedepan. Kata ideologi sendiri pertama kali dikembangkan dan diperkenalkan oleh seorang filsuf dari negara Perancis yang bernama Antonie Destutt de Tracy di masa Revolusi Perancis. Antony Downs (1957:96) mengatakan bahwa ideology merupakan seperangkat asumsi dasar baik normatif maupun empiris mengenai sifat dan tujuan manusia atau masyarakat agar dapat dipakai untuk mendorong serta mengembangkan tertib politik.